“Aku kesal”. “Aku marah”. “Sikapmu itu sungguh telah melukai harga diriku”. Kenapa sulit sekali bagiku untuk mengatakannya? Aku lemah...
Aku terbiasa dengan perlakuan semena-mena. Aku tidak suka melihat barang-barangku dipakai tanpa seizinku. Beberapa barang kubeli sendiri dengan uang sakuku, dan aku benar-benar tidak terima mereka diperlakukan kasar dan tidak hormat. Aku marah. Aku kesal waktu kaukatakan kamu menghilangkannya. Ini sungguh bukan hal sepele bagiku.
Setiap orang itu menyebalkan. Ketika berbuat salah, mereka hanya mengkhawatirkan diri mereka sendiri. Mereka menyiksaku dengan rasa bersalah dan permintaan maaf yang bertubi-tubi. Mereka minta maaf. Iya aku dengar, aku tidak tuli kok. Tapi aku juga tidak buta. Aku bisa melihat kalau kau tidak sungguh-sungguh mengucapkannya. Kamu hanya ingin dengar “nggak papa”. Oh my God… kau bahkan langsung lupa waktu aku mengucapkannya.
Aku terluka. Aku terlalu takut menyakiti orang lain. Terlalu takut dianggap jahat oleh diriku sendiri. Tapi aku sering melukai orang-orang yang kucintai. Aku tidak pernah ingin melakukannya… Hanya saja kadang-kadang aku melakukan sesuatu yang membuat mereka salah mengerti. Dan aku belajar untuk tidak lagi mudah mengatakan “maaf”, sebelum aku melakukan sesuatu untuk mengembalikan harga diri orang yang kulukai.
Selama ini sikap baik yang terlihat hanyalah kelemahanku saja. Aku belum bisa bersikap baik karena memang aku memilih bersikap demikian. Bersikap baik pada saat itu terjadi itu terlalu dipaksakan, karena seharusnya aku membiarkan mereka tahu apa yang kurasakan terlebih dahulu. Aku harus belajar untuk mengatakannya dengan anggun : menimbulkan efek jera dan ada keinginan untuk memperbaikinya bersama-sama. Memang benar, aku akui aku hipersensitif dengan tindakan orang lain. Aku mudah terluka, bahkan dengan sesuatu seperti nada bicara yang biasanya disepelekan oleh banyak orang. Dan sebenarnya juga mudah memaafkan, jika saja kamu membantuku agar aku mau melihat keadaanmu… Aku bisa dengan mudah mengerti. Hanya saja, di saat-saat seperti itu aku ingin dimengerti terlebih dahulu…
Sudahlah...